Categories
CORETAN CENDEKIA GAMA CENDEKIA KREASI CENDEKIA

Biarkan Bumi Pulih : Menilik Sisi Positif Covid-19

PENDAHULUAN

            Sejak datangnya monster kecil mengerikan pada akhir tahun 2019 lalu, kondisi hiruk pikuk manusia mulai berubah menjadi sepi belantara. Kehidupan dunia yang semula berjalan normal, kini berubah menjadi serba darurat. Berbagai spekulasi bermunculan silih berganti. Makhluk berspesies Homo sapiens ini tidak dapat berkutik satu patah kata pun untuk menolak kedatangan monster kecil tersebut. Mereka harus rela dipenjara di rumah sendiri demi memutus rantai penyebaran Covid-19. Tidak hanya itu, mereka dipaksa tegar menghadapi kenyataan bahwa Covid-19 telah melumpuhkan berbagai lini kehidupan yang selama ini menjadi tumpuan hidupnya. Banyak diantara mereka yang menderita, menjerit, dan menangis tidak berdaya terhadap perubahan ekstrim yang mendera dunia saat ini. Syafrida et al. (2020) menyatakan bahwa dalam sektor ekonomi, Pandemi Covid-19 membawa dampak buruk melemahnya ekonomi masyarakat dan Negara sehingga banyak perusahaan yang terdampak Covid-19 terpaksa harus merumahkan karyawannya dan melakukan pemutusan hubungan kerja. Namun, dibalik sisi gelap tersebut, ada hal lain yang bersinar terang menderang memperoleh keuntungan luar biasa di masa pandemi ini. Hal lain tersebut adalah bumi tempat kita berpijak.

            Stereotype Covid-19 tidak melulu tentang bencana dan musibah. Pasalnya, ada berbagai dampak positif yang tersembunyi di bawah kelamnya masa pandemi ini. Salah satu dampak positif tersebut tertuju pada bumi yang menjadi tempat manusia untuk berpijak. Dengan kehadiran Covid-19, aktivitas manusia mulai dibatasi sehingga beban bumi untuk menampung sisa aktivitas manusia dan menghadapi tangan-tangan jahil manusia menjadi berkurang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Suryatini dan Rai (2020) menyatakan bahwa kebijakan pembatasan aktivitas manusia selama masa pandemi Covid-19 dan berkurangnya berbagai kegiatan ekonomi termasuk beberapa sektor industri memberikan potensi pemulihan ekosistem bumi. Namun, ditengah euforia bumi dalam merasakan kenikmatan masa pandemi ini, lalu bagaimana dengan nasib manusia yang terbelenggu menghadapi masa-masa sulit ini?

            Berbicara tentang manusia di masa pandemi, memang makhluk berakal ini menjadi pihak yang paling terdampak. Adanya aturan kompleks yang mewajibkan manusia untuk menerapkan physical distancing menimbulkan berkurangnya produktivitas dan hilangnya manfaat lain yang berkaitan dengan interaksi antar manusia (Kresna dan Ahyar, 2020). Mereka terbelenggu untuk mencari nafkah demi menghidupi keluarga. Namun, ditilik lebih jauh, keterbelengguan ini terjadi karena ulah mereka sendiri terhadap bumi. Allah SWT berfirman dalam QS. Asy Syura ayat 30 yang artinya “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. Berdasarkan ayat tersebut, manusia lupa merefleksikan diri terhadap kejadian masa lalu. Kejadian dimana tangan-tangan jahil dan bludakan polusi yang menyakiti bumi. Sekarang, sudah saatnya hukum aksi-reaksi berlaku. Sudah saatnya bumi berjaya dan melepas penat yang selama ini terpendam sangat dalam. Biarkan bumi pulih.

            Masifnya penyebaran Covid-19 telah memberikan kesempatan emas kepada bumi untuk pulih. Walaupun ada pihak lain yang dirugikan di masa pandemi Covid-19. Namun, bukan berarti tidak ada harapan lagi bagi manusia untuk bangkit melanjutkan hidup. Untuk saat ini, manusia harus lapang dada menerima kenyataan bahwa masa Covid-19 adalah masa untuk bumi berkembang, bukan untuk manusia berkembang. Ilyas et al. (2020) menyatakan bahwa terlepas dari suasana yang menyeramkan tentang pandemi ini, masih ada informasi yang cukup menggembirakan bagi dunia, yakni mengenai laporan para peneliti terkait membaiknya atmosfer bumi akibat wabah pandemi Covid-19 ini. Untuk makhluk Homo sapiens, saat ini yang hanya bisa dilakukan adalah tetap berusaha dan berdo’a, mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, dan menunggu kabar baik kemunculan Vaksin Covid-19.

            Adanya peristiwa pulihnya bumi bukan dimaksudkan untuk menambah suasana semakin memburuk. Justru peristiwa ini mendatangkan berbagai dampak positif di tengah pandemi Covid-19. Darma dan Kristina (2020) menyatakan bahwa berdasarkan data dari IQAir salah satu aplikasi pemantauan kualitas udara terjadi penurunan indeks polusi dibawah 50 selama masa Covid-19 ini. Lebih lanjut, Persada (2020) menyatakan bahwa tragedi kebakaran hutan mulai berkurang sejak terbatasnya ruang gerak manusia karena PSBB. Tidak hanya berhenti disitu, kasus eksploitasi ekosistem terumbu karang juga terseret arus dampak positif Covid-19. Setidaknya ada tiga highlight sisi positif Covid-19 yang paling menonjol. Ketiga highlight tersebut di antaranya Kepulihan bumi dari bludakan polusi udara, tragedi kebakaran hutan, dan eksploitasi ekosistem terumbu karang.

ISI

Biarkan Bumi Pulih Dari Bludakan Polusi Udara

            Sejak Covid-19 memporak-porandakan berbagai sektor kehidupan manusia, planet ke-3 dari sistem tata surya merasakan hal yang terbalik dengan keadaan manusia. Bumi tempat manusia menapakkan kaki mengalami kepulihan luar biasa. Salah satu kepulihan tersebut terlihat pada jumlah emisi CO2 atau polusi udara akibat sumbangan asap transportasi yang mulai berkurang. Di Indonesia, kebijakan PSBB yang diusulkan oleh pemerintah telah berhasil membuat ruang gerak manusia menjadi terbatas sehingga aktivitas transportasi menjadi berkurang dan imbasnya asap transportasi menjadi berkurang. Darma dan Kristina (2020) menyatakan bahwa akibat adanya Covid-19, penurunan polusi udara dari beberapa kota besar terjadi di dunia. Tercatat ada penurunan hampir 50% polusi udara yang berkurang selama masa virus Covid-19 yang menyerang dunia (Saadat et al., 2020). Di Indonesia, penerapan PSBB dan berkurangnya kendaraan yang melintas di Jabodetabek membuat kualitas udara semakin membaik (Siregar et al., 2020).

afsdd

Sumber : (Saadat et al., 2020)

Gambar 1. Perbandingan kualitas udara sebelum dan sesudah adanya virus covid-19

Kepulihan ini menyumbangkan dampak positif bagi manusia karena dengan itu bumi akan menjadi sehat sehingga manusia akan terhindar dari bencana alam yang disebabkan oleh bludakan polusi udara. Oleh karena itu, Biarkan Bumi Pulih Dari Bludakan Polusi Udara.

Biarkan Bumi Pulih Dari Tragedi Kebakaran Hutan

            Sejak tragedi hebat karhutla yang baru-baru ini terjadi di Indonesia khususnya di Riau, Kalimantan, dan Sumatera pada September 2019 lalu, bumi menangis sesenggukan. Tangan-tangan jahat yang telah mengeksploitasi hutan, telah menyumbang energi negatif kepada bumi. Mereka membuat bumi gundul dan menyumbang asap tebal yang mengerikan. Produksi gas O2 semakin berkurang. Namun, semenjak kehadiran Covid-19 di muka bumi ini, siksaan mengerikan tersebut berubah menjadi kebahagiaan tiada tara. Covid-19 telah membuat dampak positif berupa berkurangnya tragedi kebakaran hutan.Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyatakan bahwa kasus kebakaran hutan dan lahan pada 2019 menurun jika dibandingkan tahun 2015 yang rentang lama waktu kemaraunya relatif sama panjang. Pada 2015, terjadi kebakaran di 2,6 juta hektare lahan, sedangkan tahun lalu 1,6 juta hektare lahan (Putrid an Endri, 2020). Lebih lanjut, doni menyatakan bahwa di masa pandemi Covid-19 akan ada pengurangan kasus kebakaran hutan, apalagi ada status PSBB (pembatasan sosial berskala besar) di beberapa daerah yang biasa mengalami kebakaran hutan dan lahan (Putri dan Endri, 2020).

wadsdwads

Sumber : (cnnindonesia.com, 2019)

Gambar 2. Kondisi jalan raya di Pekan Baru, Riau 12 September 2019 akibat karhutla

            Lagi-lagi physical distancing yang diusulkan oleh para pakar dunia telah berhasil membuat ruang gerak mereka terbatasi dan pengawasan terhadap eksploitasi hutan semakin ketat sehingga manusia sembrono tersebut takut untuk melakukan hal yang sama. Imbasya, tragedi kebakaran hutan menjadi berkurang. Kepulihan ini menyumbangkan dampak positif bagi manusia karena dengan itu bumi tidak lagi sesak sehingga manusia dapat terhindar dari bencana alam yang disebabkan oleh tragedi kebakaran hutan. Oleh karena itu, Biarkan Bumi Pulih Dari Tragedi Kebakaran Hutan.

Biarkan Bumi Pulih Dari Kasus Eksploitasi Ekosistem Terumbu Karang

            Tidak sedikitnya kasus eksploitasi ekosistem terumbu karang sebelum masa Covid-19 menyerang, menjadikan biota laut kehilangan tempat tinggal sekaligus sumber makanannya. Misalnya saja pada ikan yang terkena dampak merugikan berupa hancurnya lingkungan tempat makhluk berinsang ini berproses. Segerombolan makhluk bersirip ini kehilangan tempat perlindungan diri dari makhluk ganas yang berusaha menerkamnya. Mereka kelaparan tiada henti, mencari setitik plankton-plankton yang dulu sangat melimpah sampai tiba saatnya plankton tersebut musnah karena tangan perusak ekosistem terumbu karang itu muncul. Namun, keterpurukan tersebut telah sirna seiring datangnya segerombolan virus Covid-19. Makhluk mikroskopis ini telah menebar dampak positif bagi ekosistem terumbu karang. Suryatini dan Rai (2020) menyatakan bahwa kebijakan pembatasan aktivitas manusia selama masa pandemi Covid-19 dan berkurangnya berbagai kegiatan ekonomi memberikan dampak positif bagi ekosistem terumbu karang. Kebijakan dan pengawasan yang sangat ketat ini membuat tangan-tangan jahil tersebut tidak dapat melancarkan aksinya sehingga kasus ini menjadi berkurang.

dwadsdaw

Sumber : (Himawan. 2017)

Gambar 3. Terumbu karang di Raja Ampat, Papua Barat, yang rusak oleh kapal pesiar, MV Caledonian Sky

Kepulihan ini menyumbangkan dampak positif bagi manusia karena dengan itu biota laut dan sumber makanan berprotein tinggi seperti ikan akan tetap terjaga sehingga laut menjadi lestari dan manusia dapat memenuhi kebutuhan protein dalam tubuhnya. Surya dan Fadwiwati (2020) menyatakan bahwa di tengah kondisi pandemi Covid-19, sangat penting adanya pemenuhan protein hewani sebagai sumber asupan gizi penting bagi tubuh seseorang agar memiliki sistem imun tubuh yang kuat. Oleh karena itu, Biarkan Bumi Pulih Dari Kasus Eksploitasi Ekosistem Terumbu Karang.

KESIMPULAN

            Stereotype manusia terhadap Covid-19 bahwa Covid-19 hanya menyumbang dampak negatif bagi kelangsungan hidup manusia harus segera dihapuskan. Pasalnya kehadiran segerombolan virus Covid-19 di planet ke-3 sistem tata surya ini tidak hanya menyumbangkan dampak negatif yang merugikan. Namun, ada berbagai dampak positif yang mampu menyejukkan hati. Dampak positif tersebut terjadi pada bumi tempat kita berpijak. Di masa pandemi Covid-19 ini, bumi mengalami kepulihan yang sangat luar biasa. Kepulihan tersebut sangat terlihat jelas pada tiga peristiwa penting penunjang kehidupan. Peristiwa penting tersebut yaitu kepulihan bumi dari bludakan polusi udara, tragedi kebakaran hutan, dan kasus eksploitasi ekosistem terumbu karang. Pulihnya bumi melalui tiga peristiwa penting tersebut memberikan dampak positif bagi kelangsungan hidup manusia.

                       

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Cnnindonesia.com. 2019. FOTO: Kabut Asap Karhutla yang Makin Pekat di Riau. Diakses pada 21 Desember 2020 pada laman https://www.cnnindonesia .com /nasional/20190913123850-22-430191/foto-kabut-asap-karhutla-yang-makin-pekat-di-riau/5

Darma, P, Indra, I, G, Ketut dan Kristina, N, Made, R. 2020. Pemulihan Fungsi Alam Pariwisata Ditengah Pandemi Covid-19. Jurnal Pariwisata Dan Budaya. 11(2) : 101-108.

Himawan, A. 2017. KKP: Rusaknya Terumbu Karang Raja Ampat Perbuatan Pidana. Diakses pada 21 Desember 2020 pada laman https://www.suara.com/bisnis /2017/03/16/160908/kkp-rusaknya-terumbu-karang-raja-ampat-perbuatan-pidana.

Ilyas, R. Irwansyah, S, Ferli. Sholihah, M. dan Astri, Y. 2020. Dampak dan Pencegahan Wabah Covid-19 : Perspektif Sains dan Islam. Jurnal Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M). 1(1) : 1-10.

Kresna, A dan Ahyar, J. 2020. Pengaruh Physical Distancing dan Social Distancing Terhadap Kesehatan Dalam Pendekatan Linguistik. Jurnal Syntax Transformation. 1(4) : 14-19.

Persada, I, Sutera, A. 2020. DAMPAK PANDEMI COVID-19 PADA SISTEM PENEGAKAN HUKUM: PERGESERAN KONSEP PERLINDUNGAN ORANGUTAN. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH). 6(2) : 465-480.

Putri, B, Utami dan Endri, K. 2020. Doni Monardo: Kebakaran Hutan Perparah Risiko Terpapar Covid-19. Diakses pada 21 Desember 2020 Pada laman https://nasional.tempo.co/read/1357105/doni-monardo-kebakaran-hutan-perparah-risiko-terpapar-covid-19.

Saadat, S., Rawtani, D., & Hussain, C. M. (2020). Environmental perspective of COVID-19. Science of the Total Environment. https://doi.org /10. 1016 /j. scitotenv.2020.138 870.

Siregar, H, Surya. Hamdan, S. Ukit. dan Hamdan, H. 2020. Merekonstruksi Alam dalam Kajian Sains dan Agama Studi Kasus pada Masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Dampak Covid-19. Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 1-12.

Surya, S dan Fadwiwati, AF. 2020. Sebaran Populasi dan Produksi Daging Ternak Unggas Mendukung Kebutuhan Protein Hewani Masa New Normal di Provinsi Gorontalo. Prosiding Seminar Nasional FP UNS.

Suryatini, Y, Kadek dan Rai, I, Gusti, A. 2020. POTENSI PEMULIHAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG : DAMPAK POSITIF PANDEMI COVID-19 TERHADAP LINGKUNGAN. Jurnal Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains. 9(2) : 206-215.

Syafrida. Safrizal. dan Suryani, R. 2020. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA MASA PANDEMI COVID- 19 PERUSAHAAN TERANCAM DAPAT DIPAILITKAN. Jurnal Of Law. 3(1) : 19-30.

Daftar Pustaka foto sampul :

Kompasiana.com. 2020. Di Rumah Aja, Cegah Corona dan Hadiah untuk Hari Bumi. Diakses pada 22 Desember 2020 pada laman https://www.kompasiana.com /lazuardiseptino6335/5e9fac13097f3650d4718682/di-rumah-aja-cegah-corona-dan-hadiah-untuk-hari-bumi

Leave a Reply

Your email address will not be published.