Categories
Uncategorized

Agrowisata: Aset Ekonomi terpendam dari Sinergitas Pertanian dan Pariwisata

5

Pandemi Covid-19 mulai berkembang masif di Indonesia pada kuartal pertama tahun 2020. Hingga saat ini, di Indonesia telah tercatat 4,26 juta total kasus dengan 144 ribu jiwa yang meninggal dunia. Untuk itu, pemerintah menetapkan beberapa kebijakan yang bertujuan mengurangi mobilitas penduduk seperti PSBB dan PPKM, khususnya di daerah dengan tingkat penularan yang tinggi. Kebijakan tersebut sebenarnya juga dilakukan untuk memulihkan kondisi kesehatan masyarakat agar segera kembali produktif. 

Pandemi Covid-19 yang tersebar di Indonesia memiliki dampak yang signifikan bagi bangsa Indonesia seperti kematian, mengganggu kegiatan sektor perekonomian, sektor pertanian, hingga sektor pariwisata yang terancam tutup. Terganggunya sektor-sektor tersebut menyebabkan orang-orang yang bekerja kehilangan pekerjaannya karena PHK. Pariwisata sebagai salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi covid-19 karena sektor ini sangat bergantung pada mobilitas manusia. Sehingga, saat terjadi pembatasan mobilitas oleh pemerintah, sektor pariwisata menjadi sangat anjlok bahkan menyebabkan 12,91 juta orang di sektor pariwisata mengalami pengurangan jam kerja dan 939 ribu orang di sektor pariwisata sementara tidak bekerja.

Sektor pariwisata di Indonesia memiliki rantai yang cukup kompleks. Sektor pariwisata tidak hanya diisi oleh atraksi wisata itu saja, melainkan juga meliputi restoran, penginapan, pelayanan perjalanan, transportasi, dan fasilitas-fasilitas rekreasi. Beberapa hal yang dapat dikembangkan dalam bidang restoran yaitu kualitas dari jenis hidangan dan teknik pelayanannya. Pada aspek penginapan dapat dikembangkan beberapa aset seperti hotel, homestay, resort, kondominium, wisma dll. Terkait pelayanan perjalanan, terdapat biro perjalanan paket wisata, reception service, perusahaan insentif travel, hingga sarana dan prasarana pelengkap lainnya. Untuk moda transportasi sendiri, terdapat transportasi darat, laut, maupun udara.  Kemudian, pada fasilitas rekreasi dapat dilakukan pengembangan dan pemanfaatan area wisata, seperti dijadikan bumi perkemahan, disediakan tempat konser, pemanfaatan hutan negara. Untuk atraksi wisata, Indonesia memiliki potensi melimpah yang meliputi taman, museum, hutan lindung, agrowisata, keajaiban alam, dan masih banyak lainnya. 

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa masing-masing komponen dari sektor pariwisata juga tentunya agrowisata dapat dikembangkan untuk menciptakan perbaikan pertumbuhan ekonomi. Beberapa efek konstruktif pengembangan agrowisata antara lain, menghasilkan devisa yang cukup besar, mendorong investasi infrastruktur baru, menstimulasi industri lain, mendorong timbulnya diversifikasi usaha, menciptakan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan petani dan masyarakat sekitar, menimbulkan eksploitasi (dalam hal positif) dalam skala ekonomi, berperan penting dalam difusi pengetahuan, stimulasi riset dan pengembangan, serta akumulasi modal SDM.  

Pada konteks ini terdapat salah satu bentuk pariwisata yang sangat potensial untuk dikembangkan, yaitu agrowisata. Agrowisata menjadi alternatif yang sesuai di masa pandemi ataupun pascapandemi nantinya. Agrowisata atau agrotourism adalah aktivitas wisata yang melibatkan penggunaan lahan pertanian termasuk peternakan sebagai daya tarik bagi wisatawan. Agrowisata adalah sinergitas dari dua sektor strategis yaitu sektor pertanian dan pariwisata. Agrowisata dapat meliputi agrowisata tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan. 

Agrowisata menjadi bentuk pariwisata yang strategis dalam perekonomian sekaligus pelestarian lingkungan. Di samping itu, agrowisata memiliki manfaat dalam pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, menjaga keseimbangan antara konsumsi dan produksi, serta memberantas kemiskinan. Pembangunan agrowisata bertumpu pada masyarakat atau dapat dikatakan sebagai suatu pembangunan berbasis masyarakat. Artinya, agrowisata sebagai suatu pembangunan pariwisata yang memasukkan masyarakat sebagai unsur utama guna mencapai tujuan pariwisata yang berkelanjutan. Selain itu, pembangunan yang berbasis masyarakat memiliki beberapa pilar diantaranya desentralisasi, partisipasi, pemberdayaan, pelestarian, jejaring sosial, teritorial, keswadayaan sosial dan berkelanjutan.

Agrowisata menawarkan pengalaman nyata yang lekat dengan proses pertanian bagi para wisatawan. Lokasi wisata outdoor dan alami mampu memberikan wisata yang menyenangkan sekaligus menyehatkan. Keunggulan tersebut cukup relevan terhadap preferensi individu di masa pandemi maupun pascapandemi yang memiliki kesadaran lebih akan opsi wisata yang menyehatkan. Menilik hal lainnya, agrowisata diberdayakan dengan tahapan eksplorasi dan eksploitasi terhadap sumber daya alam yang kondisi pertaniannya potensial. Dalam proses pembangunan sebuah area agrowisata tersebut pastilah memerlukan campur tangan sumber daya manusia dari wilayah sekitarnya. Hal itu akan menjadikan agrowisata sebagai pembuka lapangan kerja dan penyokong ekonomi. Lebih lanjut lagi, agrowisata juga memberikan efek berkelanjutan bagi lingkungan yang terawat karena tidak mungkin aset agrowisata akan dibiarkan terbengkalai tanpa perawatan terpadu. Dengan demikian, agrowisata menjadi suatu aset terpendam yang harus digali dan dibangun secara komprehensif sebagai model pariwisata multidisipliner sehingga dapat berkontribusi positif pada aspek strategis yang terlibat. 

Referensi:

RI, K., 2021. Tren Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi . [online] Kemenparekraf. Available at: <https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/Tren-Pariwisata-Indonesia-di-Tengah-Pandemi> [Accessed 28 November 2021].

Satgas Penanganan COVID-19, 2021. Beranda | Covid19.go.id . [online] covid19.go.id. Available at: <https://covid19.go.id/> [Accessed 28 November 2021].

One reply on “Agrowisata: Aset Ekonomi terpendam dari Sinergitas Pertanian dan Pariwisata”

Leave a Reply

Your email address will not be published.