Sepuluh tahun (10) tahun sudah PDAM Kali Belik beroperasai. Ini adalah sepenggal usia yang tidak singkat, sehingga perlu rasanya untuk dievaluasi,melihat keadaan Kali Belik yang cukup memperihatinkan. Beberapa tahun silam banyak warga yang mengelukan bagaimana air di Kali Belik yang lancar dan bersih, namun kedatangan PDAM di sana rupanya membawa dampak yang kurang baik untuk Kali Belik. Dan menurut pengamatan Kami air di Kali Belik memang cukup memperihatinkan , air nya sudah menghitam,aliran air tidak lancar dan mengeluarkan bau yang tidak sedap padahal sepanjang Kali Belik padat pemukiman. Sejauh ini menurut pihak PDAM tidak ada komplein dari masyarakat namun di lain pihak masyarakat yang dekat dengan PDAM cendrung menyalahkan PDAM hal serupa terjadi di kawasan hilir Kali Belik yang mengeluhkan masyarakat Hulu karena mereka sering terendam air ketika hujan tiba. Tentu menjadi sebuah hal yang menarik dan mengundang pertanyaan, apakah adanya PDAM di sana merupakan berkah bagi warga ataukah musibah bagi warga yang menghuni kawasan Kali Belik? Jawaban yang sulit memang dimana PDAM sangat diperlukan namun dilain pihak warga sekitar merasa dirugikan. Namun hal yang perlu digaris bawahi adalah tidak adanya komunikasi antara warga dan PDAM sehingga cendrung saling menyalahkan, maka dari itu diperlukan komunikasi yang lebih intens antara warga dan PDAM. Tentunya dalam hali ini diperlukan campur tangan instansi desa terkait sebagai ujung tombang bagi warga untuk menjalin komunikasi dengan PDAM. Sejauh ini hanya segelintir warga yang mengajukan keberatan terhadap PDAM dan itupun adalah warga yang tidak memiliki posisi strategis. Dan menurut penuturan warga sekitar justru RT tidak memiliki kepedulian terhadap Kali Belik padahal warga menginginkan adanya ajakan dari atas untuk bersama-sama membersihkan Kali Belik. Maka dari itu sebelum membangun komunikasi dengan PDAM rasanya yang harus diperbiki dulu bagaimana jalannya Rukun Tetangga di kali belik sehingga ada yang menginisiasi untuk Kali Belik yang lebih baik.
Berbicara tentang komunikasi memang tidak pernah ada habisnya karna memang tidak dapat di pungkiri bahwa komunikasi adalah proses kehidupan dan memang salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan sosial hanya saja terkadang komunikasi tidak berlangusng dengan baik termasuk dalam hal ini antara PDAM dan warga sekitar Kali Belik.
Lalu komunikasi seperti apa yang tepat untuk hal ini? rasanya komunikasi semacam ini membutuhkan wadah sehingga bisa berlangsung secara periodeik dan bukan komunikasi yang hanya berlangsung beberapa kali saja. Tentunya wadah ini harus diinisiasi oleh instansi desa terkait karena itu institusi desa merupakan ujung tombak dalam sebuah desa, dan berperan juga sebagai wakil dari masyarakat Kali Belik untuk berkomunikasi dengan PDAM namun perlu digaris bawahi bahwa hendaknya sebelum melakuakn pendekatan terhadap PDAM intitusi desa hendaknya terlebih dahulu membangun komunikasi antara warga dulu sehingga jelas apa keluhan warga yang ingin disampaikan kepada PDAM. Dengan seperti itu dengan adanya jalinan komunikasi antrara warda dan PDAM maka permasalahan yang ada jelas dan memungkinkan untuk diselesaikan bersam antara pihak PDAM maupun warga yang tidak lain untuk kemaslahatan bersama. Selain itu juga dibutuhkan peran penting dari instansi semacam UGM dan bagaimanapun juga UGM jaraknya begitu dekat dengan Kali Belik,sudah abarangtentu peran UGM juga sangat dibutuhkan di sini mengingat UGM memiliki sumerdaya yang kompeten yang memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai bidang di Kali Belik seperti masalah sosial dan lingkungan di Kali Belik. Namun kembali ke ide awal bahwa yang terpenting sekarang ini adalah antara warga dan PDAM perlu menjalin komunikasi sehingga permasalahan terkait Kali Belik bisa diselesaikan bersama untuk Kali Belik yang lebih baik. (Rifqi)