Sungai diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan, karena dari sungai itulah mengalir air yang menjadi sumber kehidupan makhluk hidup. Namun, apa jadinya jika sungai-sungai dibiarkan tercemar oleh tangan manusia? Tentunya akan menimbulkan dampak besar yang juga akan membawa kerugian bagi manusia, salah satu contohnya adalah banjir yang dapat membawa bibit penyakit. Oleh karena itu, kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai sangatlah penting.
Kali Belik merupakan sebuah sungai yang berada diantara padukuhan Karangwuni dan padukuhan Karanggayam. Sungai ini dahulu merupakan sungai yang menjadi sumber air bersih bagi warga sekitar. Namun seiring berjalannya waktu, keadaan sungai ini semakin memprihatinkan. Sungai belik yang dulunya lebar dan dalam kini menjadi sempit dan dangkal, sehingga saat hujan turun tak jarang terjadi banjir yang menggenangi rumah warga. Selain itu, air sungai yang dulunya jernih kini telah tercemar yang ditandai dengan perubahan warna air yg menghitam ditambah bau yang tidak sedap. Sehingga kini, sebutan sungai belik telah dirubah menjadi kali belik, karena sebutan “kali” belik dikira lebih tepat untuk menggambarkan kondisi aliran air ini. (Putri Dwi Mulyani)
Sebenarnya penyebab utama pencemaraan sungai ini adalah karena bertambahnya jumlah penduduk yang mengakibatkan meningkatnya pemukiman disekitan aliran sungai, sehingga berdampak pada semakin berkurangnya lebar sungai. Tidak hanya itu, peningkatan pemukiman disekitar aliran sungai ini juga berkontribusi besar terhadap pencemaran sungai. Karena secara langsung maupun tidak langsung warga yang tinggal disekitar aliran sungai juga ikut berperan dalam membuang sampah ataupun limbah rumah tangga ke aliran sungai. Pembuangan sampah dan limbah rumah tangga ke aliran sungai akan mengakibatkan sendimentasi pada dasar sungai sehingga kedalaman sungai akan berkurang dan semakin dangkal.
Selain itu, kehadiran PDAM yang terletak di daerah hulu Kali belik kabarnya juga merupakan salah satu faktor penyebab tercemarnya air sungai. Menurut salah seorang warga yang tinggal disekitar aliran sungai, pada awalnya Perusahaan Air Minum ini dibentuk dari mata air yang ada di kali belik akibatnya pengaliran air di kali belik semakin berkurang. Tidak hanya itu, limbah hasil pengolahan air dari PDAM juga dialirkan ke sungai, sehingga terkadang air di kali belik terlihat berubah-ubah warnanya dari hijau, merah bata hingga hitam dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Walaupun pihak PDAM telah memberikan ganti rugi berupa penyediaan air bersih setiap hari selama 24 jam kepada warga, namun tampaknya ganti rugi itu tidak sebanding dengan rasa ketidaknyamanan yang dirasakan warga, belum lagi dampak negatif lain yang akan ditimbulkan karena masalah ini. Untuk itu, warga pernah meminta pihak PDAM untuk membangun tanggul di sepanjang aliran sungai. Namun, pembangunan tanggul itu hanya berjalan sementara dan terhenti ditengah jalan. Akibatnya, warga masih merasa tidak nyaman dengan lingkungan kali belik yang berada di dekat rumah mereka.
Di hilir kali belik, juga dapat ditemukan pemukiman penduduk yang memadati tepian aliran sungai kali belik. Umumnya, penduduk yang bermukin di daerah hilir kali belik ini merupakan warga pendatang yang merantau ke Jogja. Pemukiman disini cukup ramai dengan bangunan seadanya. Sebenarnya, tanah yang dihuni penduduk adalah tanah sewaan dari Dukuh. Harga sewaan yang murah bekisar Rp. 5000,00 permeter2 pertahun merupakan pemicu minat warga untuk tinggal di daerah ini.
Semakin banyak pemukiman pendudukdi sekitar kali belik dan semakin banyak warga yang kurang peduli akan kebersihan sungai, akan sangat mempengaruhi pencemaran sungai. Inilah yang sedang terjadi di Kali Belik, menurut data dari laporan SLHD DIY tahun 2012, kali belik tercatat sebagai salah satu sungai yang tercemar. Dengan tingkat cemar ringan hingga cemar berat. Kondisi ini jelas sangat tidak baik untuk kenyamanan dan kesehatan warga yang tinggal disekitar aliran kali belik.
Sampai sekarangwarga masih sangat berharap untuk kehidupan yang lebih baik dan nyaman. Mungkin beberapa solusi yang dapat ditawarkan adalah; yang pertama, pembuatan tanggul di tepian kali belik yang bertujuan agar aliran air kali belik semakin lancar dan tepian kali belik tidak semakin dangkal karena kikisan dari aliran air; yang kedua, pembuaran biopori di daerah sekitar tepian kali belik, yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan banjir.
Untuk itu, kepedulian kita semua akan sesama dan kebersihan lingkungan sangat diperlukan demi tercapainya kehidupan yang bersih dan sehat, yang nantinya bukan hanya menguntungkan diri kita sendiri, melainkan juga orang-orang sekitar kita.