Categories
GAMA CENDEKIA Research Day

Menelisik Paleobotani : kajian masa lalu yang penting bagi riset di masa yang akan datang

1

Paleobotani yang merupakan cabang dari Paleontologi adalah studi yang mengkaji mengenai fosil tumbuhan. Paleobotani menitikberatkan pada tanaman, yang berkaitan dengan kurun waktu biologi dari keberadaan tanaman tersebut di bumi sesuai waktu biologisnya. Paleobotani berisi susunan sejarah tumbuhan masa lalu dari ketinggalan yang tidak lengkap menjadi suatu sejarah yang lengkap terkait dengan kingdom tumbuhan.

Dalam riset multidisiplin pun paleobotani ini bisa dikaji dari banyak hal antara lain seperti asal mula dan evolusi tumbuhan, biostratidrafi dan korelasi, paleoekologi, dan arkeobotani. Paleobotani mengandung hal-hal mengenai tumbuhan yang telah mengalami fosilisasi, sehingga menjadi titik poin penelitian baru. Fosil tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu makroskopik dan mikroskopik. Makroskopik merupakan seluruh bagian dari tumbuhan yang kasat mata (akar, kayu, biji, dll), sedangkan mikroskopik meliputi spora, spollen (serbuk sari), starch (pati), diatom, kutikula, dan fitolit. Dalam fosil tumbuhan juga dikenal sebagai imprint, yaitu jejak tumbuhan yang tertutup material lain, contohnya lava.

Salah satu contoh dari kegunaan riset mikroskopik yaitu polen yang dapat dipakai sebagai indikator keanekaragaman vegetasi, contohnya polen yang ditemukan di Situs Bentar, Ponjong, Gunungkidul. Selain polen, terdapat fitolit yang lebih rumit jika dibandingkan dengan polen. Fitolit merupakan calcium carbonate atau opaline silica yang diserap tumbuhan ketika masih hidup. Berbeda dengan polen yang hanya berupa serbuk sari dan berasal dari satu bagian tumbuhan saja, fitolit berasal dari berbagai bagian tumbuhan. Analisis  fitolit  sendiri  memiliki keuntungan dibandingkan dengan analisis mikro botani yang lain seperti polen dan starch. Fitolit bisa ditemukan terendap tidak jauh dari tempat asalnya tumbuh dan memiliki karakteristik fisik yang lebih kuat dibanding pollen, terendap tidak jauh dari tempat asal, diproduksi oleh tumbuh dari berbagai usia, lebih tahan panas dibandingkan starch dan sangat ringan untuk digunakan dalam memperoleh informasi tentang lingkungan vegetasi secara makro. 

Kajian paleobotani bersifat multidisipliner. Disiplin ilmu yang memerlukan kajian paleobotani antara lain : geologi, paleoenvironment, kehutanan, paleoantropologi, dan arkeologi. Arkeobotani ialah studi tentang sisa tumbuhan yang merupakan cabang dari arkeologi. Hubungan paleobotani dengan arkeologi terletak pada residu yang ada di artefak berupa fosil tumbuhan. Dalam mengekstrak mikro fosil tumbuhan diperlukan metode khusus dengan memisahkan fitolit  dari bahan kimia anorganik lainnya untuk kemudian diidentifikasi dan diinterpretasikan. Paleobotani berperan dalam menentukan periode-periode berawalnya domestikasi tanaman, pemanfaatan tumbuhan dan pola makan di masa lalu. 

Isu-isu terkait paleobotani antara lain kondisi lingkungan yang diadaptasi dan perubahan yang terjadi akibat aktivitas manusia (misalnya pembabatan hutan untuk mempersiapkan lahan pertanian), domestikasi tanaman, pola makan (diet), dan pemanfaatan tumbuhan selain diet. Hasil kajian Paleobotani-Arkeobotani untuk masa depan dapat memberikan wawasan tentang variasi jenis tanaman ekonomi dan non-ekonomi di masa lalu, dan peningkatan pemanfaatan tumbuhan non ekonomi.

REFERENSI

Piperno, D. R. 2006.  A Comprehensive Guide for Archaeologist and Paleoecologist. USA: AltaMira Press.

Pratama, A. W. 2020. Perkembangan Analisis Fitolit dan Penerapannya Dalam Arkeologi di Indonesia. Forum Arkeologi, 33( 2): 77-88.

One reply on “Menelisik Paleobotani : kajian masa lalu yang penting bagi riset di masa yang akan datang”

Leave a Reply

Your email address will not be published.