Categories
GAMA CENDEKIA KREASI CENDEKIA

How I Deal With Overthinking

By: Srikandi Ayu Hadi (FF, 2019)

WhatsApp Image 2020-06-02 at<a href=

Pernah muncul skenario di pikiran Anda tentang sesuatu yang buruk padahal belum tentu akan terjadi? Sering bertanya-tanya sama diri Anda sendiri “Apa value hidup saya?”Anda sering berpikir berlebihan? Sebenarnya Anda melakukan hal yang normal, tiba-tiba muncul asumsi negatif di dalam diri sendiri?

“Saya takut keluar rumah karena Covid-19”

“Saya ingin melakukan ini tapi saya takut salah”

Mungkin hal ini sering terjadi di sebagian masyarakat Indonesia. Hal ini bisa terjadi di berbagai kalangan. Biasanya sih muncul saat lagi sendiri, sepi, atau di berbagai momen dimana pikiran otak Anda melayang kemana-mana. Otak Anda membayangkan suatu skenario random atau asumsi negatif yang sebenarnya belum tentu akan terjadi, bahkan semua itu hanya ada di otak Anda aja. Anda kerap mengkhawatirkan sesuatu yang Anda lakukan akan berdampak buruk ke orang lain, misalnya terhadap teman yang kemarin baru saja Anda ajak ngobrol, mungkinkah diaakan sakit hati karena kata-kata yang anda ucapkan, atau anda takut di judge orang lain karena baju anda yang tidak cocok atau terlalu necis. This happens in my life too, hehehe don’t worry you’re not alone.

Kenapa sih hal ini dibahas? Bukannya ini hanya masalah sepele ya?

Eits, sebentar,jika dikaitkan lagi dengan masa pandemi Covid-19 ini, overthinking merupakan salah satu hal yang dirasakan banyak orang. Misalnya, overthinking tentang kecemasan masyarakat akan terpapar dengan penyakit ini atau untuk yang social distancing sama pacarnya, kira-kira pacar saya bakalan dekat dengan orang lain ga ya, dan lain-lain. Berkurangnya interaksi sosial secara langsung dapat mempengaruhi kondisi psikologis beberapa orang, salah satu bentuknya adalah overthinking.

Lalu, Apa sih overthinking itu? Sebenarnya hal ini sehat ga sih buat kesehatan mental Anda? Apakah overthinking itu merupakan hal yang wajar?

Overthinking yang berasal dari kata “over” dan “thinking” yang artinya berpikir berlebihan adalah suatu momen dimana Anda tenggelam dalam pemikiran di otak Anda sendiri yang menghasilkan suatu kecemasan dan kekhawatiran pada diri Anda. Loop overthinking ini menguras tenaga dan waktu Anda serta membawa Anda pada kondisi tidak produktif. Hal ini dapat menjadi gejala kronis, seperti anxiety disorder jikakemudian overthinkingini membuat Anda berpikir jauh dari realita karena begitu tenggelam dalam pikiran Anda sendiri.

Kecemasan atau kekhawatiran akan skenario yang ada di otak Anda dapat menyebabkan gejala psikologis serius seperti perubahan mood secara drastis, kecemasan berlebihan, hingga depresi. Beberapa scientist juga mengatakan bahwa overthinking mengaktifkan bagian-bagian otak yang dapat memproduksi rasa takut dan cemas(Petric, Domina. 2018).

Overthinking yang muncul secara terus menerus dapat menjadi sebuah kebiasaan mental yang justru membahayakan. Hal ini dapat mengganggu beberapa fungsi otak dan sistem kognitif. Sistem hormon, seperti kortisol yang mengontrol stress juga sangat berpengaruh pada overthinker dengan cara yang berbeda-beda. Para overthinker ini terjebak pada konsekuensi yang mungkin saja terjadi yang sebenarnya tidak akan terjadi dan melumpuhkan otak Anda untuk berbuat sesuatu (Ries, Julia. 2020).

Apa saja gejala yang dimiliki oleh seorang overthinker?

Beberapa gejala berikut merupakan gejala general yang dialami oleh seorang overthinker. Namun, ada baiknya untuk mengkonsultasikan kondisi Anda kepada tenaga ahli agar tidak terjadi self-diagnosed.

  1. Susah untuk tidur

Ketika Anda mengalami overthinking, pikiran dan otak Anda didesain untuk terus berpikir atas asumsi negatif di otak. Otak akan sulit untuk diistirahatkan dan jika dipaksakan, maka akan muncul perasaan gelisah dan takut.

  1. Selalu merasa lelah

Hal ini dapat terjadi karena pikiran gelisah pada diri seorang overthinker akan menyita waktu dan tenaga. Dilansir dari huffpost.com, ketika seseorang berpikir secara berlebihan dan membuatnya menjadi stress, tubuh menghasilkan hormon kortisol, hormon penghasil stress. Jika hormon ini dihasilkan secara terus menerus secara konstan dapat membuat tubuh menjadi kelelahan. Ibaratnya, ketika Anda menjalankan mobil pada gigi yang salah, mungkin mobil Anda akan tetap bergerak tapi tidak terlalu jauh(Ries, Julia. 2020).

  1. Tidak percaya dengan penilaian Anda sendiri

Anda merasa selalu perlu orang lain untuk menilai suatu hal misalnya pakaian Anda, gaya berbicara, hingga hal-hal kecil yang Anda lakukan.Anda tidak percaya atas penilaian Anda sendiri sehingga selalu meminta penilaian orang lain(Ries, Julia. 2020).

  1. Merasa takut akan masa depan Anda

Nah ini yang biasanya terjadi pada sebagian besar orang, bukannya merasasenang atau mengapresiasi semua hal yang sudah Anda capai, Anda justru khawatir berlebihan akan masa depan Anda.

  1. Sakit secara fisik

Terakhir dan yang lebih parahnya lagi, Anda bisa jadi dapat merasakan sakit kepala atau punggung karena overthinking Anda. Hal tersebut merupakan tanda bahwa Anda sangat perlu mengistirahatkan diri.

Nah, untuk yang merasakan hal tersebut, termasuk saya pasti ingin agaroverthinking ini dapat dikurangi dan jangan sampai membuat Anda lelah secara mental. Setelah menilik berbagai jurnal dari berbagai sumber, ada beberapa hal yang berguna untuk saya dan teman-teman semua dapat lakukan guna mengurangi overthinking.

Bagaimana sih cara mengurangi overthinking?

  1. Munculkanlah emosi positif ke dalam diri Anda

Adanya perasaan positif yang ada di dalam diri dapat mencegah munculnya overthinking secara sering. Perasaan positif yang dimaksud disini adalah perasaan bahagia, bersyukur, dan cinta yang diimbangi oleh kapasitas intelektual yang Anda miliki. Rasa cemas dan gelisah ini juga dapat dikurangi dengan kembali atau mencari support system Anda. Support system ini dapat membantu Anda untuk berpikir positif dan tidak tenggelam dalam pemikiran overthinking.

  1. Ucapkan kata-kata positif pada diri Anda

Anda dapat mengatakan berbagai hal, seperti “ Saya harus percaya dengan penilaian Saya”, “Saya tidak seburuk yang saya pikirkan”, “Saya akan berasumsi positif kepada diri Saya sendiri”, “Jangan terlalu khawatir kepada masa depan Saya”, dan “Saya akan baik-baik saja”. Afirmasi ini yang akan membantu Anda untuk berhenti overthinking dan menjadi moodbooster Anda. Repetisi hal ini pada saat malam hari sebelum Anda tidur dan pagi sesaat setelah bangun. Efek afirmasi tersebut dapat memaksimalkan energi positif yang ada di dalam diri Anda (Hurst, Ketherine. 2019).

  1. Istirahat

Istirahat merupakan poin penting untuk mengurangi kecemasan dalam diri Anda.Anda harus merelaksasikan pikiran dan raga Anda sertamemikirkan hal-hal yang menenangkan. Tidurlah sebentar dan istirahatkanlah pikiran Anda. Suatu studi juga menemukan bahwa waktu tidur memiliki pengaruh terhadap peningkatan stress emosional hingga 30 persen (Eti Ben Simon, Aubrey Rossi, Allison G. Harvey, Matthew P. Walker, 2019).

  1. Peka terhadap diri sendiri

Hal ini mungkin merupakan part yang paling susah tapi Anda perlu peka terhadap diri Anda sendiri. Cobalah untuk peka tentang kecemasan yang Anda alami dan sadari bahwa apakah itu hal yang didasari atas hal yang wajar atau sudah masuk pada overthinking? Selain itu, mulailah mengenali cara berpikir Anda dan perhatikan pada saat otak Anda mulai overthinking dan menimbulkan kecemasan. Catat hal tersebut jika perlu. Dengan langkah tersebut, Anda bisa mulai mengurangi dan mencoba menghilangkan overthinking yang ada pada diri Anda.

  1. Lakukanlah aktivitas fisik untuk mendistraksikan otak Anda dari overthinking

Emosi positif juga dapat muncul dengan aktivitas yang memacu Anda untuk terkoneksi dengan badan Anda lagi. Distraksikan otak Anda dari overthinking itu dan bebaskan sistem kognitif Anda dari hal tersebut, seperti dengan melakukan olahraga, meditasi, jalan-jalan di sekitar rumah, dll.

Berdasarkan hal diatas, bisa disimpulkan bahwa overthinking dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Overthinking mungkin membuat otak kita nyaman dan tenggelam di awal, tetapi hal ini dapat menjadi permainan otak yang berbahaya jika Anda terlalu lama terjebak di dalamnya. Cobalah jalani hidup sesuai realita saat ini agar Anda bisa menyadari bahwa semua hal yang Anda cemaskan, belum tentu menjadi kenyataan. Berpikirlah secukupnya, jangan terlalu berlebihan.

 

 

Daftar Pustaka

Hurst, Ketherine. How To Stop Overthinking And Overcome Anxiety Now. 2019, https://www.thelawofattraction.com/stop-overthinking-overcome-anxiety/ (diakses pada 26 April 2020).

Coleman, Paul. 2015. Finding Peace When Your Heart Is in Pieces. https://www.paul-coleman.com/wp-content/uploads/sites/1724/2015/05/Quit-Overthinking.pdf (diakses pada 26 April 2020).

Tim Redaksi CNN Indonesia. 2019. Stress Meningkat 30 Persen Akibat Kurang Tidur. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191106190310-255-446157/stres-meningkat-30-persen-akibat-kurang-tidur(diakses pada 26 April 2020).

Domina, Petric. 2018. Emotional knots and overthinking. https://www.researchgate.net/publication/325742568_Emotional_knots_and_overthinking. (Diakses pada 26 April 2020).

Eti Ben Simon, Aubrey Rossi, Allison G. Harvey, Matthew P. Walker. Overanxious and underslept. Nature Human Behaviour, 2019.

Ries, Julia. 2020. Here’s What Happens To Your Body When You Overthink. https://www.huffpost.com/entry/overthinking-effects_l_5dd2bd67e4b0d2e79f90fe1b. (Diakses pada 21 April 2020).

 

Sumber Gambar
http://mosaicartsource.wordpress.com/2009/04/25/bicycle-gears-glass-tile-ms-mosaic-artist-laura-harris-fits-fragments-together-beautifully-creating-a-new-passion-dousman-wisconsin/

 

One reply on “How I Deal With Overthinking”

Leave a Reply

Your email address will not be published.