Categories
GAMA CENDEKIA KREASI CENDEKIA

Menuju Era Healthcare 4.0: Artificial Intelligence dan Blockchain

HIV & AIDS Vaccine One Step Further to Cure theIncurable(1)

Banyak perkembangan di bidang kesehatan di zaman modern ini. Pada zaman dulu, evolusi di bidang kesehatan modern bermula dari metode penyembuhan kuno ke pengobatan modern, sihir ke teknologi modern, dan mitologi Mesir ke rumah sakit. Menurut hasil penelitian Life Science, pada saat ini banyaknya volume data medis bertambah dua kali lipat setiap 73 hari. Menurut McKinsey Global Institute, memanfaatkan big data dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan machine learning yang digunakan untuk menganalisis data dapat menghemat 100 miliar dolar bagi organisasi kesehatan. Selain itu, biaya yang dibutuhkan untuk menyimpan dan memproteksi data dengan kuantitas yang sangat besar tersebut merupakan hal yang sangat besar, data yang biasa digunakan untuk membuat rekam medis pasien sering tidak terekam. Ini merupakan hasil dari perhatian yang amat besar terhadap sensitivitas data dan privasi pasien. Apalagi, kendala akses dikarenakan protokol keamanan yang lama menghambat akses ke data berharga sehingga dapat menyebabkan data breach atau pelanggaran data.

PE 1

Istilah AI sedang sangat booming akhir-akhir ini dikarenakan AI dapat mentransformasi teknologi di bidang kesehatan dengan perkembangan yang sangat pesat. Berdasarkan data pada Google search menunjukkan trend bahwa ada pertambahan kuantitas pencarian pada topik AI di kategori kesehatan selama 10 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa AI semakin populer di bidang kesehatan.

    Sejarah AI di bidang kesehatan dibagi menjadi 3 bagian. Pertama, yaitu pada era tahun 1950 hingga 1970. Di awal tahun 1950, Alan Turing mengembangkan “Turing Test” untuk menjawab rasa penasarannya tentang apakah mesin dapat berpikir. Lalu, pada tahun 1952 muncul istilah machine learning, yaitu salah satu cabang dari AI yang berfokus pada penggunaan data dan algoritma untuk mengimitasi cara berpikir manusia Tidak lama kemudian, John McCarthy, seorang ilmuwan komputer, menciptakan istilah “AI”. Unimate, industri tangan robot pertama, bergabung dengan jalur perakitan di General Motors pada 1961. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1964, Joseph Weizenbaum memperkenalkan chatbot pertama bernama Eliza yang menggunakan natural language processing (NLP) untuk berkomunikasi seperti manusia. Di 1966, Shakey, “orang elektronik pertama”, dibuat dan dikembangkan di Stanford Research Institute. Shakey dapat memproses instruksi yang lebih kompleks dan menghasilkan output berupa tindakan yang layak. Di samping inovasi di bidang teknologi, bidang kesehatan mulai mengadopsi AI.

Kedua, pada era tahun 1970 hingga 2000. Era pada selang tahun ini dirujuk sebagai “AI winter” yang menandakan periode berkurangnya minat dan perkembangan yang signifikan. Ada 2 periode AI winter, yaitu di akhir tahun 1970 dan di akhir tahun 1980 hingga awal tahun 1990. Walaupun ada kurangnya minat di periode ini, masih banyak kolaborasi lintas bidang yang dikembangkan. Stanford University Medical membuat sistem “time-shared computer” pada 1973 dan menambah kapabilitas jaringan di antara peneliti biomedis dari beberapa institusi. CASNET model (causal-associational network) digunakan untuk mengembangkan program konsultasi untuk glaukoma pada tahun 1976. Lalu di 1986, DXplain, sistem pendukung keputusan, dirilis oleh University of Massachusetts di mana program ini digunakan untuk memasukkan gejala-gejala yang dirasakan oleh pengguna untuk mengeluarkan output berupa beberapa diagnosa penyakit yang berbeda-beda.

Terakhir, pada era tahun 2000 hingga saat ini (2021). Di tahun 2007, IBM membuat sistem tanya jawab open-domain bernama Watson, yang berkompetisi dengan partisipan-partisipan manusia dan memenangkan juara 1 di acara game televisi bernama Jeopardy! di tahun 2011. Sistem ini lebih mudah dibaca dan digunakan oleh pengguna. Selain itu, sistem ini dapat diaplikasikan di bidang kesehatan, yaitu untuk membuat keputusan mengenai penyakit yang diderita oleh pasien. Di tahun 2017, seorang peneliti menggunakan IBM Watson untuk mengidentifikasi protein RNA-binding baru yang berubah pada penyakit sklerosis lateral amiotrofik. Eliza, chatbot pertama di dunia dikembangkan oleh Apple menjadi Siri di tahun 2011 dan dikembangkan oleh Amazon menjadi Alexa di tahun 2014. Pharmabot, chatbot untuk membantu edukasi pengobatan untuk pasien anak dan orang tuanya, dikembangkan pada tahun 2015 dan Mandy, proses asupan pasien otomatis untuk praktik perawatan dibuat pada tahun 2017.

Seiring dengan pertumbuhan di sektor industri yang mengangkat konsep revolusi industri 4.0, sektor kehidupan manusia lainnya pun turut bertumbuh, salah satunya yaitu bidang kesehatan, yang mengangkat konsep “Healthcare 4.0”. Konsep Healthcare 4.0 ini mengusung kemudahan untuk membawa data di mana pun sehingga memudahkan pasien dan dokter untuk mengaksesnya dimanapun dan kapanpun. Healthcare 4.0 merupakan sebuah proses transformasi dari semua hal di sektor kesehatan ke sistem yang mengkombinasikan teknologi yang ada di revolusi industri 4.0, khususnya Internet of Things (IoT), analisis big data, AI, dan cloud computing.

PE 2

Istilah blockchain sedang menjadi topik yang hangat tidak hanya di kalangan para pelaku bisnis, tetapi juga di kalangan masyarakat umum. Sesuai asal katanya, blockchain berarti sebuah grup atau blok yang disambungkan dengan rantai dan bergabung dalam mata uang kripto. Nilai plusnya, blockchain bersifat append only, yang artinya pengguna hanya dapat menambahkan data dan tidak bisa mengubah atau memperbaiki data. Hal ini tentunya dapat mengurangi potensi data bocor karena hacker akan sulit menembus sistem blockchain. Maka dari itu, penggunaan sistem blockchain di sektor kesehatan dapat memudahkan pengguna atau pasien untuk mengontrol dan mengakses data mereka, bahkan pasien juga dapat menentukan kepada siapa ia ingin membagikan informasi pribadinya. Pengguna juga dapat mengakses dan membawa rekam data medisnya di perangkat teleponnya sendiri dan tidak perlu khawatir bahwa data akan bocor karena sistem keamanan tingkat tinggi yang dimiliki blockchain.

Time Magazine baru saja merilis 100 inovasi terbaik di 2020 pada bulan November lalu. Salah satu inovasi terbaik di sektor kesehatan yaitu Augmedics’ Xvision Spine system, yang mempermudah dokter untuk melihat anatomi pasien saat melakukan operasi lewat visualisasi 3D hanya dengan melihat kulit pasien. Selain itu ada Virti, platform berbasis Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) untuk training para tenaga medis sebelum melakukan operasi secara langsung untuk menghindari skenario-skenario buruk yang mungkin terjadi. Adanya berbagai teknologi yang canggih tersebut nantinya dapat mewujudkan Healthcare 4.0 dengan lebih cepat agar kualitas di sektor kesehatan dapat menjadi lebih baik lagi.

Perkembangan teknologi sekarang sangatlah pesat, mulai dari perkembangan teknologi AI untuk membantu dan meringankan pekerjaan tenaga medis hingga sistem keamanan blockchain yang memudahkan tenaga medis dan pasien dalam mengakses dan mengontrol data, sangat berdampak pada pertumbuhan inovasi pada sektor kesehatan. Semakin canggihnya teknologi yang ada tersebut menunjukkan bahwa sektor kesehatan semakin siap dalam menghadapi era Healthcare 4.0 yang pada saat ini masih berupa gagasan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. (November 2020). The Best Inventions of 2020. TIME. https://time.com/collection/best-inventions-2020/

Anonymous. (9 April 2003). The Turing Test. Stanford Encyclopedia of Philosophy. https://plato.stanford.edu/entries/turing-test/

Bryant, A., Jacobson, M., Lin, C., Little, M., Patel, S., Roenker, R.  (2020). Technology Trends that are Transforming Healthcare: Health Tech in 2020 Six Trends Shaping Modern Healthcare. (Report Summer 2020). Physician Insurance A Mutual Company. https://www.phyins.com/sites/default/files/images/magazine/Physicians%20Report%20Summer-2020-Healthcare%20Technology.pdf

Healthcare, ClinicAll. (13 Juni 2019). Healthcare meets Blockchain. Medium. https://clinicallhealthcare.medium.com/healthcare-meets-blockchain-b21bb5fd0138

Kaul, V., Enslin, S., Gross, S. A. (2020). History of artificial intelligence in medicine. Gastrointestinal Endoscopy, 92(4), 807-812.

One reply on “Menuju Era Healthcare 4.0: Artificial Intelligence dan Blockchain”

info blog seputar AI sungguh bermanfaat. Masa perkembangan teknologi modern membawa manfaat yang signifikan, terutama dalam bidang informasi dan komunikasi. VR AR Jakarta, yang mengintegrasikan Virtual Reality dan Augmented Reality, telah membawa inovasi interaktif yang luar biasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published.