oleh Muhammad Reyzaldy Indra Sukmana Departemen Penelitian 2016
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki tingkat keragaman budaya yang termasuk dalam jajaran papan atas dunia. Hal ini berasal dari tingginya divergensi ras nenek moyang dan penduduk semi-nomaden yang berdatangan ke wilayah Indonesia sejak zaman Mesolitikum hingga saat ini. Pada saat peradaban awal Indonesia dimulai, berbagai proses pembentukan budaya baru dimulai pula. Diawali dari budaya membuat batu bertulis hingga budaya upacara adat, tari khas daerah, musik khas daerah, dan lain-lainnya secara menakjubkan telah terjadi puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu di ranah tanah air. Satu hal yang mestinya kita syukuri adalah budaya tersebut dapat kita rasakan keberadaannya hingga kini. Meskipun zaman telah berkembang pesat dan kebudayaan asli Indonesia tersebut lambat laun kian tenggelam ditelan dinamika, kerja keras para leluhur kita dan generasi setelahnya telah berhasil membuat aset berharga bangsa ini dapat dilestarikan hingga masa kini.
Pergerakan evolusi keilmuan Indonesia dalam berbagai bidang yang begitu dinamis telah banyak memberikan sumbangsih kemajuan yang pesat bagi Negara ini. Dimulai sejak berkembangnya zaman kerajaan-kerajaan kuno, pengetahuan-pengetahuan mengenai agama, filsafat, tata Negara, serta ilmu keteknikkan dasar berangsur-angsur masuk menjajaki pemikiran para cendekiawan bangsa pada masa itu. Sebagai salah satu bukti nyata hasil kombinasi keilmuan yang masuk ke Indonesia yaitu adanya candi-candi di berbagai wilayah. Salah satu yang masih menjadi ikon bangsa ini yaitu Candi Borobudur. Terciptanya Candi Borobudur tidak mungkin diinisiasi tanpa adanya pengetahuan masyarakat Dinasti Syailendra mengenai filosofi agama Hindu dan keilmuan arsitektur yang menyertainya. Seperti kita ketahui, keindahan Candi Borobudur tidak dipungkiri oleh semua orang, baik masyarakat domestik maupun mancanegara. Terbukti hingga saat ini, kunjungan rata-rata Candi Borobudur mencapai 3000-4000 orang per harinya. Jika memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, jumlah tersebut tentu dapat membantu memajukan nilai-nilai hasil kebudayaan Indonesia yang lainnya dan juga dapat membantu mengkatalisasi program percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memajukan pariwisata Indonesia. Jumlah kunjungan yang demikian banyaknya tentu saja tidak lepas dari pesatnya perkembangan teknologi informasi di Indonesia.
Hingga saat ini, kemudahan akses ke internet dan munculnya berbagai software edukasi kebudayaan Indonesia berbasis open source yang mendukung tumbuhnya minat masyarakat untuk semakin mencintai kebudayaan Indonesia sangat berpengaruh dalam proses integrasi bangsa. Jika integrasi bangsa dapat tercapai dengan sempurna, tentu Pemerintah akan lebih mudah dan leluasa dalam mencanangkan berbagai program untuk mempercepat kemajuan bangsa. Salah satu program akselerator pembangunan bangsa yang menjadi fokus Pemerintah saat ini adalah Sustainable Development Goals atau disingkat dengan SDGs. Program tersebut telah dicanangkan sebagai kelanjutan dari Millenium Development Goals yang ditandatangani oleh 189 negara anggota PBB pada tahun 2000 silam. Pada Oktober 2015, program ini telah resmi dimasukkan oleh Pemerintah ke dalam tujuan global strategis rencana pembangunan Indonesia. Ditilik dari salah satu tujuan SDGs yaitu “Quality Education” , percepatan pengembangan teknologi informasi di Indonesia adalah strategi yang tepat guna demi meningkatkan kualitas edukasi di Indonesia mengenai kebudayaan. Sebagai contoh, salah satu bukti keberhasilan pengembangan kebudayaan Indonesia dalam konteks teknologi informasi yaitu diciptakannya software e-Gamelanku oleh mahasiswa Udinus. Software tersebut memiliki konten-konten yang menarik mengenai materi gamelan. Tentu saja, ke depan, bila Pemerintah mendukung pengembangan edukasi programming kepada masyarakat, dapat dipastikan jumlah software edukasi akan meningkat drastis dan tingkat literasi masyarakat mengenai berbagai aset kebudayaan Indonesia lainnya dapat memberi perbandingan lurus seiring berjalannya waktu.
Dilihat dari tujuan SDGs yang lainnya yaitu “No Poverty” dan ”Decent Work and Economic Growth” , kerja sama Pemerintah dengan berbagai pihak, khususnya para pengembang atau developer sangat diperlukan. Saat ini, sudah muncul berbagai usaha startup, yaitu usaha baru yang mayoritas bergerak dalam bidang teknologi, web, dan ranah lainnya yang memiliki hubungan erat dengan bidang tersebut. Sebenarnya, bukti nyata dukungan Pemerintah terhadap hal ini sudah terlihat melalui program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.Gerakan tersebut adalah sebuah gerakan untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia di tahun 2020 dengan mencetak 1000 startup yang menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital. Gerakan ini diinisiasi oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia bersama KIBAR, sebuah perusahaan yang bertujuan membangun ekosisitem teknologi di Indonesia melalui inisiatif-inisiatif pembangunan kapasitas, mentoring, dan inkubasi di berbagai kota. Dengan adanya program ini, secara optimis dapat kita katakan bahwa tingkat serapan tenaga kerja Indonesia akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah usaha startup tersebut.
Indonesia memiliki berbagai potensi lokal yang kuat berupa kebudayaan yang beragam didukung dengan kemampuan inisiasi pemanfaatan teknologi yang cukup tinggi. Hal itu dapat menjadi sumber kekuatan Indonesia dalam mencapai berbagai tujuan yang tercatat dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Dari berbagai kemajuan yang telah dipaparkan di atas, tentu bukan menjadi hal yang mustahil bagi Indonesia untuk mencapai 17 tujuan SDGs pada tahun 2030.
Referensi :
- http://jogja.tribunnews.com/2015/06/04/selama-mei-kunjungan-wisatawan-ke-borobudur-capai-10000-orang-per-hari diakses pada Agustus 20, 2016.
- http://www.egamelanku.com/2011/software-egamelanku-diberikan-secara-cuma-cuma-bagi-masyarakat diakses pada Agustus 20, 2016.
- http://1000startupdigital.id/i/diakses pada Agustus 20, 2016
- http://www.un.org/sustainabledevelopment/sustainable-development-goals/diakses pada Agustus 20, 2016
- http://www.id.undp.org/content/indonesia/id/home/presscenter/pressreleases/2016/05/20/undp-dan-harian-kompas-bermitra-untuk-sdg-diskusi-panel-pertama-diselenggarakan-in-jakarta/diakses pada Agustus 2016
- Sumber gambar : Jatiluhuronline.id