Kasongan, bagi sebagian besar warga Yogyakarta tentu tidak asing lagi dengan kata yang satu ini. Ya, itulah nama sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta. Desa ini terkenal sebagai desa wisata karena kerajinan gerabahnya. Mengapa demikian? Yuk, eksplorasi sejarahnya!
Kasongan mulanya merupakan tanah pesawahan milik penduduk desa di Selatan Yogyakarta. Insiden kematian kuda yang diperkirakan milik Reserse Belanda pada masa penjajahan mengakibatkan banyak warga melepas hak kepemilikan tanahnya. Penduduk yang tidak memiliki tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik. Mulanya hanya untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, kerajinan gerabah Kasongan semakin terkenal.
Sejak tahun 1971-1972, Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat. Sapto Hudoyo (seorang seniman besar Yogyakarta ) mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan membina masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin dalam seni meningkatkan nilai tambah dan estetika pada kerajina ngerabah. Sejak 1980-an, keramik Kasongan dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik (Rustamta, 2012).
Desa Wisata Kasongan ini sejak 3 tahun lalu menjadi mitra Gama Cendekia UGM dalam hal pengabdian masyarakat. Rena Nurul Ummah dan Asri Herlindawati adalah penanggungjawab kegiatan pengabdian masyarakat di Kasongan. Kegiatan ini terdaftar sebagai Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat tahun 2012.
Bentuk pengabdian yang diimplementasikan di Kasongan adalah menjadikan wisata kerajinan gerabah di Kasongan sebagai basis proyek dalam pembelajaran. Metode ini paling cocok diterapkan bagi siswa Sekolah Dasar tingkat I s.d IV. Jenis-jenis paket wisata yang ditawarkan juga beragam, di antaranya paket wisata Caraka Ngayogyakarta yang menawarkan wisata edukasi pengenalan ragam budaya Yogyakarta. Adapula paket wisata Duta Lingkungan. Untuk paket ini, para siswa akan diberikan pemahaman tentang lingkungan sehat yang dikemas dalam berbagai permainan menarik.
Sudah 3 tahun yang lalu, Gama Cendekia (GC) bekerjasama dengan beberapa mahasiswa UGM menyelenggarakan pesta kesenian rakyat di Kasongan. Selain itu, GC juga pernah menyelenggarakan fieldtrip di Desa Kasongan yang ditindaklanjuti dalam bentuk penelitian dan pemecahan permasalahan untuk diajukan dalam program pengembangan desa. Tahun ini juga GC mengadakan pengabdian masyarakat kepada Kelompok Ternak Andini, Kalipucang dengan memberikan penyuluhan dan Praktek langsung Pembuatan Pupuk Kompos.
Sampai sekarang Desa Kalipucang yang mana menjadi Desa Mitra Gama Cendekia tetap terjalin hubungan silaturahmi yang erat.
Demikianlah catatan kisah antara GC dan Desa Wisata Kasongan.