Judul Buku : The Leadership Challenge
Pengarang : James M. Kouzes dan Barry Z. Posner
Penerbit : INTERAKSARA
Setelah banyak membahas beragam kualitas pemimpin (leader), maka dicoba dicari definisi yang pas untuk kepemimpinan (leadership) itu sendiri. Hal ini penting agar tidak rancu dan taksa (ambigu) dengan hal-hal lain terutama dengan manajemen. Sekaligus mengukuhkan bahwa kepemimpinan adalah sebuah seni.
Berbeda dengan manajemen memerlukan seperangkat keahlian yang semuanya berbeda, sedangkan kepemimpinan menyangkut visi, ide-ide, arah (direction), dan lebih banyak lagi yang harus dilakukan dengan menginspirasi orang sebagai arah dan tujuan daripada implementasi dari hari-ke-hari.
“Kepemimpinan adalah gabungan dari keahlian dan praktik yang dapat dikenali, yang terdapat pada diri setiap orang, bukan hanya pada sedikit pria dan wanita yang karismatik.”
Dapat disebut ada 3 alasan, yaitu:
- Mereka bertanggung jawab pada efektivitas organisasi.
- Perubahan dan gejolak yang senantiasa terjadi sehingga perlu panduan. Pemimpin terbaik menginspirasi dan memberi kita harapan.
- Integritas dari lembaga-lembaga.
Selanjutnya, disebutkan (Baca: Blogemail 9) bahwa: Kredibilitas adalah landasan kepemimpinan. “Mereka melakukan apa yang mereka katakan.”; Tindakan mereka konsisten dengan perkataan mereka”; “Mereka menepati apa yang mereka janjikan.”; Mereka berani bertaruh atas kebenaran perkataan mereka.”
Dari definisi di atas, maka isu yang mendasari kepemimpinan ada rasa percaya (trust).
Ada 4 ramuan yang menjadi bahan adonan bagi para pemimpin yang ingin membangun dan menjaga rasa percaya:
– Constancy. Apapun yang bisa memberi kejutan pada para pemimpin harus dihadapi oleh mereka sendiri.
– Congruity. Melakukan apa yang dikatakan (walk the talk). Pada pemimpin sejati tidak ada batas antara teori yang dia pegang dengan kehidupan yang dia jalani.
– Reliability. Siap memberi dukungan pada bawahan saat merke membutuhkan.
– Integrity. Pemimpin menjunjung tinggi komitmen dan janji yang dibuat.
Menurut Kouzes dan Possner, kepemimpinan berbicara tentang bagaimana memobilisasi orang lain untuk bertindak mencapai pencapaian yang luar biasa dalam organisasi (saya jadi ingat Steve Jobs dengan Apple-nya). Pemimpin mentransformasikan nilai-nilai menjadi aksi, visi menjadi realitas, hambatan menjadi inovasi, keterpecahan menjadi kebersamaan, serta risiko menjadi peluang. Kepemimpinan adalah membuat iklim yang menjadikan tiap orang mengubah tantangan menjadi sukses yang berlimpah. Waktu menunjukkan bahwa tantangan semakin banyak dari sisi jumlah dan kompleksitasnya. Setiap generasi menghadapi setiap tantangan yang serius serta menghadapi situasi yang berbeda.
Banyaknya tantangan bukanlah masalah sebenarnya, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita merespon tantangan tersebut. Dengan merespon tantangan tersebut kita memiliki potensi untuk menjadi lebih buruk hancur atau kemudian menjadikan hidup dan tempat kita bekerja menjadi lebih baik. Banyak peluang yang tidak terhingga sehingga kita dapat membangun perubahan dan kepemimpinan yang lebih baik seperti:
-
Mencari keseimbangan yang lebih baik dalam hidup, 24/7/365 hari
-
Menerapkan pengetahuan kita pada produk dan pelayanan dan menjadikan hal tersebut nilai yang luar biasa untuk pelanggan kita.
-
Menjadikan ketulusan dan kebijaksanaan akan perbedaan ke dalam lingkup kerja dan produk yang kita hasilkan.
-
Menjadikan teknologi sebagai bagian dari membangun koneksi antar sesama manusia.
-
Menjadikan kekayaan pengetahuan untuk membangun dunia yang lebih baik dan berkesinambungan.
-
Membangun kembali perhatian terhadap sesama dan meningkatkan kesadaran tentang perbedaan.
-
Membangun kedamaian pada dunia yang lelah dengan peperangan.
-
Meningkatkan harapan serta membangun kesadaran yang mendalam tentang arti/makna dalam kehidupan.
Oleh : Ridho Andika Putra