Setelah 11 tahun mengendapkan mimpi. Akhirnya Gama Cendekia (GC) UGM mampu mewujudkan sebuah kontribusi nyata dalam budaya akademis di kalangan mahasiswa. Pada hari Senin, 9 Desember 2013 dalam suasana penuh syukur dan kebanggaan membawa nama almamater Gadjah Mada dan dengan membawa nama hormat sebagai seorang Mahasiswa, Gama Cendekia telah berhasil menyuguhkan sebuah karya intelektual berupa “Jurnal Cendekia”. Jurnal Cendekia ini merupakan kumpulan beberapa penelitian Interdisipliner di kalangan Mahasiswa dan merupakan Jurnal interdisipliner pertama untuk kalangan mahasiswa di Indonesia.
Acara Launching Jurnal Cendekia yang dilaksanakan di Ruang Seminar Perpustakaan Pusat UGM pada pukul 15.00 WIB dan berakhir pukul 17.30 WIB tersebut merupakan puncak acara kepengurusan GC tahun 2013 kali ini. Diawali dengan Talkshow Interaktif yang dibawakan oleh Dr. Muhammad Baiquni MA dan di tutup dengan Launching Jurnal Cendekia oleh tim redaksi Jurnal telah menyisakan suasana mengharu biru di panggung kehormatan.
Gama Cendekia sebagai sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa yang berbasis Pengkajian dan Penelitian Interdisipliner patut diberikan apresiasi atas karya yang telah ditelurkan. Tidak berlebihan jika agenda bersejarah tersebut dikatakan sebagai tonggak semangat yang mengharu biru. Bahkan, sang pembicara Talkshow Interaktif, Dr. Muhammad Baiquni MA, yang saat ini juga merupakan Ketua Prodi S2/S3 Pariwisata Sekolah Pasca Sarjana UGM mengatakan bahwa, “Di saat yang lain penuh dengan komentar dan isu gosip yang menjatuhkan, GC berhasil dalam menelurkan sebuah karya yang memberi solusi dan memperbaiki kehidupan.” Hal ini menunjukkan bahwa masih ada sekelompok mahasiswa yang peduli terhadap perubahan bangsa. Bukan mengutuk kekurangan dan kelemahan yang ada, akan tetapi mengobar semangat untuk perbaikan.
Acara Talkshow Interaktif oleh Dr. Muhammad Baiquni MA
Penyusunan Jurnal Cendekia ini digawangi oleh mahasiswa yang tergabung dalam UKM Gama Cendekia UGM dari berbagai fakultas dan angkatan. Di antaranya sebagai Pemimpin Redaksi adalah Azizatul Ulfa dari Fakultas Kedokteran Hewan angkatan 2010. Anggota dewan redaksi terdiri dari Denis Febta Dianingratri, Wulan Fatimah Rohmah, Lusi Nur Rahmawati, dan Mulia Ela. Dilengkapi oleh redaktur pelaksana dengan anggota Lilis Sulistianingsih, Muhammad Faisol Amir, Yuni Arum Sari, dan Ridwan. Sedangkan distribusi jurnal di gawangi oleh Abdul Afif Al Muflih. Dalam penyusunan jurnal juga didampingi oleh beberapa mitra bestari, beberapa diantaranya adalah Rachman Sudiyo, M.T, Ph.D (UGM), Dr. Muhammad Baiquni, M.A (UGM), Moh. Abdul Hakim, M.A (UNS), Alam Firmansyah, M.Sc (UAD).
Beberapa anggota tim penyusun Jurnal Cendekia
Jurnal Cendekia ini telah berlisensi ISSN dengan serial number 2354-6778, untuk volume 1 ini terdiri dari 15 kumpulan jurnal interdisipliner dari beberapa universitas di Indonesia. “Kedepannya, Jurnal Cendekia ini akan diterbitkan dengan periode enam bulan sekali” demikian keterangan yang disampaikan oleh Pimpinan Redaksi Jurnal Cendekia, Azizatul Ulfa. Tentunya ke depannya akan banyak tantangan yang akan dihadapi untuk konsistensi diterbitkannya jurnal ini. Harapannya, Jurnal Cendekia yang merupakan pembukuan dari hasil karya interdisipliner dari integrasi dari berbagai macam ilmu ini dapat menjadi penggerak semangat mahasiswa untuk menumbuhkan budaya akademis. Khususnya dalam hal penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan berbasis kemasyarakatan.
Dari apa yang telah dikaryakan oleh UKM Gama Cendekia melalui Jurnal Cendekia ditujukan sebagai sebuah ikhtiar untuk mampu mendongkrak reputasi publikasi penelitian Indonesia di kancah Internasional yang masih tertinggal jauh dari negara lain. Menurut data yang di dapat dari SCOPUS, Indonesia masih menempati urutan ke-63 untuk reputasi publikasi internasional, dan bahkan di tingkat ASIA masih berada di urutan ke-11 di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, Pakistan dan negara maju lainnya. Besar harapan Gama Cendekia, setitik suguhan karya ini dapat terus membumikan semangat cendekiawan muda untuk terus berkontribusi terhadap bangsa Indonesia melalui penelitian yang berbasis kepada kebutuhan masyarakat, terintegrasi antar bidang ilmu dan menumbuhkan secercah ide dan harapan baru untuk perubahan besar bagi Indonesia. Bukan sekedar reputasi di kaca mata Internasional, akan tetapi lebih dari hal tersebut, untuk menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki aset cendekiawan yang sanggup memenuhi peran nyata sebagai agent of change untuk perbaikan kualitas bangsa.