oleh Said Ahmad – Departemen Media 2016
Sekedar ingin bercita-cita, pada tahun 2030 nanti Indonesia berada dalam status bebas sampah. Impian ini bukanlah hal yang mustahil. Akan tetapi apabila kita melihat kondisi saat ini, merupakan pekerjaan bagi kita semua untuk mengatasi masalah yang satu ini.
SDGs ke-6, ke-11, dan ke-15 merupakan poin-poin lingkungan yang topik persampahan juga masuk di dalamnya. Oleh karena itu, satu permasalahan ini diselesaikan, secara otomatis akan membantu tercapainya SDGs yang berhubungan dengan lingkungan.
Indonesia akan menyamai negara-negara terbersih di dunia seperti Singapura, Swiss, dan Austria. Ini tidaklah hanya membanding-bandingkan negara Indonesia dengan negara lain. Akan tetapi, ini adalah sebuah motivasi untuk menjadikan 2030 Indonesia bebas sampah.
Permasalahan Sampah di Indonesia
Sampah merupakan permasalahan lingkungan yang masih belum tuntas diselesaikan di Indonesia. Hal ini menjadi masalah yang serius di kota-kota besar. Karena sampah diproduksi tidak hanya oleh orang tertentu saja, namun semua orang, setiap hari, dan terus-menerus. Hal ini menimbulkan masalah pada siklus daur ulang yang seharusnya efektif. Yang dimaksud efektif di sini ialah tidak terjadi penimbunan yang terlalu berlebihan.
Lebih spesifik lagi, sampah plastik adalah masalah yang lebih serius daripada sampah organik, karena merupakan sampah yang sulit didaur ulang. Sedangkan produk-produk saat ini hampir tidak ditemukan yang tidak berbahan plastik. Karena bahan yang ringan, mudah dibawa, dan secara kimia tidak terlalu berbahaya, plastik menjadi komoditas bahan yang sangat menjual.
Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton. Sedangkan usaha penanganan sampah masih kecil presentasenya di dalam siklus daur ulang yang efektif. Menurut Dirjen
Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 – KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih, target pengurangan timbunan sampah secara keseluruhan sampai dengan 2019 adalah 25 persen, sedangkan 75 persen penanganan sampahnya dengan cara ‘composting’ dan daur ulang bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Upaya Sampai Saat Ini
Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya dalam penanggulangan sampah, namun kemampuan pemerintah dalam menangani sampah masih sangat terbatas.
Hal-hal sosial seperti penyadaran kepada masyarakat untuk sadar akan permasalahan sampah terus dilakukan. Hal-hal non-sosial juga tengah dilakukan seperti peningkatan penanganan sampah sesuai dengan prosedur “sanitary landfill”, menambah fasilitas Unit Pengolahan Limbah dan meningkatkan efisiensi pengolahan sehingga kualitas limbah memenuhi persyaratan untuk dibuang.
Dengan mencermati permasalahan yang terjadi, maka diperlukan kualitas penanganan sampah dengan cara mencoba berbagai terobosan yang efektif dan efisien (tepat guna dan tepat sasaran).
Pirolisis
Suatu terobosan telah dilakukan dan sangat memberikan nilai lebih dari pengolahan sampah adalah mengubah limbah plastik menjadi sumber energi baru, yakni bahan bakar minyak. Pengolahan limbah plastik menjadi minyak penggerak mesin salah satunya menggunakan proses pirolisis. Pirolisis adalah teknik pembakaran sampah plastik tanpa O2 dan dilakukan pada suhu tinggi yaitu antara 800 °C sampai 1000 °C. Proses pirolisis menghasilkan senyawa-senyawa hidro- karbon cair mulai dari C1 hingga C4 dan senyawa rantai panjang seperti parafin dan olefin.
Penelitian dalam mengubah limbah plastik menjadi minyak pelumas telah dibuktikan oleh Stephen J. Miller bersama rekan-rekannya yang terpublikasi pada Jurnal American Chemical Society. Bahan baku berupa polyethylene dipanaskan hingga mencapai suhu 800 °C sampai 1000 °C sehingga menyebabkan polyethylene mencair dan mengalami perengkahan (cracking) menjadi komponen
hidrokarbon. Konversi yang diperoleh pada penelitian tersebut adalah 60% yang terdegradasi.
Pada prinsipnya, konversi tersebut merupakan pemutusan ikatan rantai karbon yang menjadikan plastik menjadi fraksi tertentu dalam hidrokarbon. Namun proses ini masih memiliki kelemahan yaitu menghasilkan senyawa hidro-karbon yang tidak homogen baik rantai C1-C4 maupun rantai panjang. Hal tersebut dikarenakan substansi bahan dari sampah plastik berasal dari jenis plastik yang berbeda-beda. Selain itu, ini karena energi yang digunakan dalam proses ini hanya sampai pada pemutusan ikatan kulit luar molekul-molekul pada hidro-karbon tersebut.
Inovasi dengan Pemanasan Plasma dalam Pirolisis
Perlu meningkatkan tingkat energi di dalam proses tersebut agar harapannya diperoleh senyawa hidro-karbon yang lebih homogen. Selain dengan meningkatkan suhu, meningkatkan tingkat energi dalam proses dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi plasma, yakni dengan membuat sistem berada pada tegangan tinggi.
Pada saat bahan berada dalam suhu tinggi dan tegangan tinggi, sistem tersebut tidak hanya memutuskan ikatan pada kulit hidro-karbon saja, melainkan juga hingga kulit yang lebih dalam lagi. Sehingga ketika seluruh bahan berubah fase, fase yang ada adalah gas dan plasma, dan rantai panjang mampu diputus. Kemudian pada fase tersebut, seluruh bahan berada dalam fraksi yang sama, sehingga pada akhirnya diharapkan akan terbentuk suatu senyawa dengan fraksi yang sama. Dengan inovasi tersebut, prediksinya dapat diperoleh konversi dengan presentase bahan terdegradasi yang lebih besar dari 60%. Inilah suatu inovasi pabrik pengolahan sampah yang lebih efisien yang dapat mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar.
Saatnya Implementasi Solusi Berkualitas
Menuju 2030 Indonesia bebas sampah tidak hanya diperoleh dengan solusi- solusi dengan meningkatkan kuantitas solusi yang pernah ada, namun faktor kualitas solusi tersebut juga sangat diperlukan. Pengembangan teknologi cerdas
merupakan salah satu bagian dari faktor kualitas solusi tersebut. Inovasi pabrik pengolahan sampah ini menjadi jawaban dalam meningkatkan upaya menyelesaikan permasalahan sampah ini. Dengan demikian, mengimplementasikannya dari sekarang adalah jalan menuju Indonesia bebas sampah.
Indonesia siap bebas sampah 2030 !
Referensi :
Anonim, 10 Negara Terbersih di Dunia, http://ilmupengetahuanumum.com/10 -negara-terbersih-di-dunia/, diakses pada 4 April 2017.
Wahyuni T., 2016, Indonesia Penyumbang Sampah Terbesar Ke-dua Dunia, http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160222182308-277 112685/indonesia-penyumbang-sampah-plastik-terbesar-ke-dua-dunia/, diakses pada 4 April 2017.
Ermawati, R., 2011, Konversi Limbah Plastik Sebagai Sumber Energi Alternatif, Jurnal Riset Industri, 5, 3, 257-263.