Minggu, (14/9), Gama Cendekia bekerjasama dengan Study Club Communication Forum (SCCF) dan Cendekia Teknika (CT) menyelenggarakan talkshow dan expo kelompok study yang berjudul “Gamaisty 2014, Peran Inovasi Mahasiswa dalam Pembangunan Berkelanjutan”. Talkshow dilaksanakan di ruang 2.1 KPFT (Kantor Pusat Fakultas Teknik) UGM sedangkan pergelaran expo kelompok studi berada di selasar barat KPFT. Gamaisty merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk menyambut para mahasiswa baru sekaligus memperkenalkan dunia kelompok studi.
Kegiatan ini dimulai pada pukul 08.00 WIB. Setelah pembukaan dari MC, acara kemudian dilanjutkan dengan serangkaian sambutan. Sambutan pertama oleh Tri Dodi Hermawan selaku ketua panitia Gamaisty 2014. Dalam sambutannya, dodi mengucapkan banyak terima kasih kepada panitia dan terutama kepada peserta yang telah hadir, karena para peserta, yang hampir semuanya adalah mahasiswa baru, berani mengorbankan waktunya untuk mencari pengalaman melalui talkshow Gamaisty. Sambutan kedua datang dari Dicky Sudirga selaku Presiden Gama Cendekia. Dicky mengkorelasikan dua quotes, pertama dari film The Internship yang mengatakan, “Hal apa yang paling ditakutkan dalam hidup ini? Jawabannya adalah Perubahan” dan kedua adalah kutipan perkataan Anis Baswedan, “Orang – orang tua menawarkan pengalaman sedangkan para pemuda menawarkan masa depan.” Itu artinya, orang yang mampu untuk mengatasi rasa takutnya akan Perubahan untuk masa depan yang lebih baik hanyalah pemuda. Dan sambutan terakhir adalah dari Perwakilan Direktorat Kemahasiswaan UGM. Dalam sambutannya, beliau lebih banyak menceritakan peran PKM sebagai salah satu media dan wadah untuk mengeksplorasi daya kreatif dan inovatif para pemuda.
Selesai sambutan, Acara berlanjut ke kegiatan inti yaitu paparan dari keynote speaker, Bapak Rahman Sudiyo S.T., M.T., Ph.D., Beliau adalah dosen yang sangat inspiratif. Mengajar di Jurusan Teknik Kimia sekaligus Manajer Hubungan Internasional FT UGM. Selain itu, beliau juga Dosen Pembina UKM Penelitian dan Pengkajian Gama Cendekia UGM. Dalam paparannya, beliau banyak memberikan motivasi dan kisah inspirasi bagaimana suatu inovasi bisa terbentuk dan bagaimana mengekplorasi daya kritis para pemuda untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat.
Dan sesi terakhir adalah sesi talkshow yang dimoderatori oleh Yusuf Cahya, Mahasiswa Fisipol angkatan 2012. Di awal sesi, Yusuf mengundang 2 pembicara terlebih dahulu untuk memberikan pemaparan terkait inovasi untuk pembangunan berkelanjutan. Kesempatan pertama diberikan kepada Bapak Ahmad Agus Setiawan Ph.D., Dosen Teknik Fisika yang fokus pada isu Energi. Bapak Agus banyak menceritakan pengalamannya terutama ketika menjadi dosen pembimbing kelompok KKN di Gunung Kidul. Dalam wadah KKN tersebut, mahasiswa benar – benar mencurahkan inovasinya untuk membantu masyarakat Gunung Kidul dalam menyelesaikan permasalahan kekurangan air bersih. Dahulu, masyarakat harus berjalan belasan kilometer untuk mendapatkan air bersih. Kemudian, tim mahasiswa tersebut akhirnya berhasil membuat instalasi pengangkat air dengan menggunakan pompa yang dihubungkan dengan solar cell sebagai pembangkit listrik. Hasil kerja mereka tidak sia – sia, karena masyarakat sangat bergembira dengan masuknya air ke kampung mereka.
Pembicara kedua adalah Birul Qadryiah, Mahasiswa Berprestasi 1 UGM tahun 2013. Beliau lebih menyoroti bagaimana seharusnya seorang mahasiswa menempatkan posisinya sebagai agent of change. UGM sudah banyak memberikan fasilitas dan kesempatan, tinggal mahasiswa itu sendiri apakah mau mencari informasi tersebut atau tidak. Karena disitulah letak perbedaan antara mahasiswa dengan siswa. Kalau siswa selalu disuapin oleh guru, tetapi mahasiswa dituntut untuk mencari tahu, lebih proaktif dalam berbagai aktivitas dan organisasi. Semakin banyak jaringan, semakin cepat aliran informasi sampai kepada kita. Dan memang, semakin banyak aktivitas yang dilakukan akan semakin banyak resiko yang dihadapi. Tetapi, besarnya resiko berbanding lurus dengan besarnya seseorang baik dari segi kemampuan hardskill ataupun softskill.
Dan sesi terakhir, adalah pemaparan oleh Fida Khansa, Mahasiswa Teknik Industri 2011 yang telah dua kali mendapat medali emas Pimnas dan satu medali perak. Di awal, fida lebih banyak menceritakan tentang PKM dan pengalamannya berjuang hingga mendapatkan prestasi tertinggi di ajang Pimnas tersebut. Kemudian akhir sesi, fida memberikan beberapa tips kepada mahasiswa baru, salah satunya adalah dengan mencari lingkungan yang mendukung. Karena faktor lingkungan cukup besar mempengaruhi etos kerja kita.
Setelah semua pemaparan dan tanya jawab terselesaikan. Yusuf mengakhiri sesi tersebut dengan sebuah kesimpulan bahwa mahasiswa sebagai pemimpin muda, perannya sangat dibutuhkan untuk memberikan inovasi yang membuat Indonesia lebih baik, dan inovasi itu bisa hadir jika kita sering menggali pengalaman dari orang – orang yang telah lebih dahulu menginspirasi Indonesia.
Sekitar pukul 11.30, rangkaian acara Gamaisty 2014 ditutup dengan terlebih dahulu memutar video company profile dari 28 kelompok studi yang ada di Universitas Gadjah Mada. (ds)